Padang
Literary Biennale, festival sastra dua tahunan yang diadakan secara swadaya,
akan dilaksanakan kembali untuk kedua kalinya pada tanggal 19-21 September 2014
di beberapa tempat di kota Padang. Festival ini diadakan pertama kalinya di
tahun 2012, dengan gagasan untuk menghadirkan sebuah festival bermatabat di
kota Padang, di balik kurangnya apresiasi pemerintah daerah terhadap agenda
kesusastraan di balik perkembangan kesusastraan yang terus bergairah.
Gairah
tersebut ditandai dengan permunculan karya-karya sastra dari sastrawan asal
Sumatera Barat di halaman sastra koran daerah dan nasional, hadirnya buku-buku
sastra, serta diundangnya mereka dalam agenda sastra di luar daerah. Selain itu
Padang Literary Biennale ingin menghadirkan sebuah festival dengan standar
sendiri, dalam artian, festival ini direncanakan berlangsung dengan tema-tema
berdasarkan penggalian terhadap keunikan khazanah kebudayaan Minangkabau.
Atas gagasan
beberapa orang sastrawan muda asal Sumatera Barat yang berdomisili di kota
Padang, dan umumnya mereka adalah mahasiswa, tahun 2012. Para penggagas
tersebut di antaranya Esha Tegar Putra, Heru Joni Putra, Fariq Alfaruqi, Pinto
Anugrah, dan beberapa perwakilan komunitas seni di Padang. Dengan semangat
menghadirkan sebuah festival bermartabat, meski dalam kekurangan materi,
akhirnya festival pertama tersebut berhasil dilaksanakan, dengan mengundang
belasan orang sastrawan muda asal Sumatera Barat untuk membacakan karyanya di
depan masyarakat umum. Tempat pelaksanaan Padang Literary Biennale pertama juga
sangat sederhana, di halaman rumah kontrakan yang dinamakan Kandangpadati, Gg.
Kabun, Jl. Tunggang, Kel. Pasaambacang, pada tanggal 28 April 2012. Tidak hanya
para sastrawan muda saja membacakan karya, beberapa komunitas seni di kota
Padang diundang untuk menghadirkan dramatisasi puisi, musik tradisi dan
musikalisasi puisi. Komunitas-komunitas yang ikut membantu pelaksanaan Padang
Literary Biennale pertama tersebut di antaranya Ranah Teater, Nan Tumpah,
Bengkel Seni Tradisi Minangkabau, dan Teater Imam Bonjol.
Dalam
pelaksanaannya, Padang Literary Biennale pertama dibantu pembiayaannya dari
sumbangan alakadarnya dari orang-orang yang peduli terhadap epresiasi sastra.
Panitia, yang pada waktu itu diketuai oleh Esha Tegar Putra, juga membuka ruang
bagi donatur yang ingin berbagi apa saja demi kelangsungan acara, termasuk
menerima sumbangan makanan dan minuman. Alhasil, kurang lebih 400 orang
berdatangan ke lokasi acara dari sore hingga malam harinya. Dukungan dari
masyarakat sekitar juga tidak tanggung-tanggung, mereka meminjamkan kursi untuk
para tamu duduk, mereka membantu panitia memasak, dan mereka ikut mengapresiasi
acara yang belum pernah sama sekali mereka lihat.
Untuk Padang
Literary Biennale yang kedua ini, pantia membuat format baru, dalam mewujudkan
gagasan diadakannya agenda tersebut. Yakni, membuat sebuah festival yang
bermartabat dan mempunyai standar sendiri. Untuk itulah, Padang Literary
Biennale 2014 berupaya menghadirkan beberapa orang pengarang, novelis,
cerpenis, penyair, serta aktivis kesenian untuk berbagi di depan khalayak ramai
di kota Padang. Para undangan tersebut akan berbagi dalam panel-panel kuliah
umum, talkshow, diskusi, serta pembacaan karya. Dalam rencana, para undangan tersebut
di antaranya Ayu Utami (Pengarang, Kurator Sastra dan Direktur Bienal Sastra
Salihara), Okky Madasari (Novelis, Jakarta), Nirwan Dewanto (Penyair, Redaktur
Sastra Koran Tempo, Kurator serta Direktur Bienal Salihara), M. Aan Mansyur
(Penyair, Makassar), Hary B Koriun (sastrawan, Pekanbaru), Kiky Sulistyo
(Penyair, Mataram), Ni Made Purnamasari (Penyair, Denpasar), Erik Prasetya
(Fotografer, Pendiri Klik Fotografi), Ollin Monteiro (Pelaku dan Pekerja Seni),
Neni Muhdin (Penyair, Palu). Para penulis dan pekerja seni dari berbagai daerah
di Indonesia tersebut akan bergabung dengan beberapa penulis dari Sumatera
Barat, mereka adalah Maya Lestari Gf (Novelis), Azwar Sutan Malaka (Novelis),
Fariq Alfaruqi (Penyair), Rio SY (Penyair), Ramoun Apta (penyair), Karta
Kusumah (Penyair), Mahatma Muhamad (Penyair, Pekerja Teater).
Dengan tema
“Kurenah Kato: Kato Puisi Kato Manyimpan, Kato Curito Kato Mangabaan” panitia,
melalui Lembaga Kebudayaan Ranah, yang pada agenda kedua ini diketuai oleh
Lolly Elysha Fauzy ingin menghadirkan beragam peristiwa kesusastraan dan seni
dalam rangkaian agenda Padang Literary Biennale 2014. Beberapa tempat strategis
yang merupakan ruang publikpun dipilih untuk perencanaan pelaksaan agenda
Padang Literary Biennale. Tempat tersebut adalah Pondok, Fakultas Sastra Ilmu
Budaya Unand, Rumah Kopi Nunos, dan Ladang Tari Nan Jombang yang merupakan
fasilitas milik Nan Jombang Dance Company.
Dalam
perjalanan pelaksanaan Padang Literary Biennale memang memiliki banyak
persoalan, terlebih dalam pendanaan. Di daerah yang bahkan belum bisa
menghargai upaya-upaya kreatif anak muda untuk mengadakan sebuah festival
sastra hal tersebut memang menjadi batu sandungan. Mengundang dan memfasilitasi
penulis-penulis kenamaan dari luar daerah, pembiayaan tempat, dan berbagai hal
untuk pelaksaan agenda tersebut akan memakan biaya yang besar. Tapi dengan
semangat membangun sebuah jaringan yang besar untuk mewujudkan sebuah festival
swadanya adalah tantangan tersendiri.
Untuk itu
panitia berupaya menghubungi penulis-penulis tersebut, meminta lembaga,
komunitas, atau pemerintahan di daerah mereka untuk membiayai dan memfasilitasi
kedatangan mereka ke Padang merupakan jalan yang harus ditempuh panitia.
Beberapa penulis berikut lembaga mereka menyambut dengan baik, lembaga-lembaga
tersebut di antaranya Komunitas Salihara, Asean Literary Festival, Women for
Art, Hivos, dan beberpa lembaga di daerah seperti Nan Jombang Dance Company
berupaya membantu dengan memfasilitasi tempat. Panitiapun berupaya menjaring
sebanyak banyaknya lembaga dan komunitas di Kota Padang dalam hal promosi serta
membantu beberapa hal kecil yang dapat menyukseskan pelaksanaan Padang Literary
Biennale. (rel)
Title
:
Bersiaplah, Padang Literary Biennale 2014 Akan Digelar
Description : Padang Literary Biennale, festival sastra dua tahunan yang diadakan secara swadaya, akan dilaksanakan kembali untuk kedua kalinya p...
Description : Padang Literary Biennale, festival sastra dua tahunan yang diadakan secara swadaya, akan dilaksanakan kembali untuk kedua kalinya p...
0 Response to " Bersiaplah, Padang Literary Biennale 2014 Akan Digelar "
Komentar baru tidak diizinkan.